Kembali ke Artikel
Mediaguru.id Siapkan Jurnalis Warga Sebanyak 120 peserta mengikuti diklat jurnalistik mediaguru.id
12 Aug/2019

Mediaguru.id Siapkan Jurnalis Warga

Mediaguru.id Siapkan Jurnalis Warga

MediaGuru terus melakukan trobosan. Setelah berhasil mengajak ribuan guru dan ratusan siswa untuk menulis buku, kini MediaGuru menyiapkan jurnalis warga atau citizen jurnalism. Sabtu (10/8/2019), sebanyak 120 peserta mengikuti diklat jurnalistik yang diselenggarakan oleh mediaguru.id.

"Siapa pun bisa menjadi jurnalis. Tidak peduli apa pun profesinya. Asalkan dia sudah mematuhi rambu-rambu jurnalisme, dia bisa dikatakan jurnalis," jelas Eko Prasetyo, pemred MediaGuru, di hadapan para peserta di Auditorium Prof Slamet Dajono, FMIPA Unesa Ketintang Surabaya.

Menurut penulis 75 buku itu, melalui diklat jurnalistik itu diharapkan muncul jurnalis-jurnalis yang kritis, edukatif, dan objektif. Pasalnya, belakangan ini semakin banyak beredar berita hoax. "Para guru dapat mengabarkan tentang pendidikan ke publik," tegasnya.

Peserta yang hadir sangat beragam, tidak hanya guru, tapi juga mahasiswa, siswa, dosen, dan pensiunan. Menurut Eko, variasi latar belakang peserta yang hadir menunjukkan potensi yang bagus. Jenjang pendidikan dan usia tidak menghambat para peserta untuk belajar bersama. 

"Ini bagus. Ini juga akan sangat baik bagi dunia media ke depan. Variasi latar belakang akan melahirkan beragam informasi yang faktual, bukan hoax," kata Eko.

Arini Sungkono, pensiunan berumur 78 tahun, juga menunjukkan antusiasme dalam mengikuti diklat jurnalistik itu. "Saya ikut kegiatan ini karena sekarang banyak beredar kabar hoax. Kabar bohong. Dengan ikut kegiatan ini, harapan saya, nanti saya bisa menebarkan kabar yang baik dan objektif ke masyarakat," tutur perempuan dari Kediri itu.

Hal senada juga diungkapkan oleh Khoirun Nisak, peserta yang berasal dari Sidoarjo. Menurut dia, jika kabar bohong terus dibiarkan berkembang, bangsa Indonesia bisa terpecah belah.

"Kita harus memperbanyak kabar yang baik dan jujur agar kabar bohong tidak berkembang. Jika ada satu kabar bohong muncul, kita munculkan sepuluh kabar baik dan jujur. Kita tutupi yang bohong-bohong dan hanya menimbulkan kerusakan itu," tegas guru SD itu.

Namun, diklat itu hanya berlangsung satu hari. Pukul 08.00 -- 15.00 WIB. Padahal masih banyak materi yang belum disampaikan secara maksimal. "Sayang sekali waktunya terlalu singkat. Padahal masih banyak ilmu jurnalistik yang perlu kita ketahui," ujar Hisyam, panitia diklat. (ful)

JELAJAH