Judul:Tak Seharum Mawar: Sebuah Novel Mozaik Perjalanan Guru
Editor: Nopiranti
Halaman: vi, 120 hlm, 14,8 x 21 cm
Cetakan: Pertama, Oktober 2025
Penerbit: Pustaka Mediaguru
ISBN:
Harga:
SINOPSIS
Dua puluh tahun Bu Asma mengabdi sebagai guru honorer dengan gaji seadanya. Dari menjual kacang tojin, mengajar dengan keterbatasan, hingga tenggelam dalam tumpukan administrasi, ia menjalani pengabdian dengan sabar.
Di tengah jalan berliku itu, ada sosok Pak Darman, pengawas sekolah yang bijak, yang tak hanya menilai, tapi membimbing dengan hati. Dari Pak Darmanlah, Bu Asma belajar arti ketulusan, keseimbangan antara aturan dan kasih sayang, serta keberanian memimpin meski diremehkan. Ia memahami bahwa seorang guru sejati bagaikan katalis: mempercepat terjadinya perubahan tanpa ikut habis oleh reaksi itu sendiri.
Seperti hidrogen dan oksigen yang berpadu menjadi air, setiap nasihat dan pengalaman menyatu membentuk keteguhan dirinya. Ujian demi ujian datang bagai reaksi asam dan basa, kadang getir, kadang menetralkan luka. Dari setiap reaksi itulah lahir energi baru yang menguatkan langkahnya.
Perjalanan Bu Asma berlanjut. Ia dipercaya menjadi Plh kepala sekolah, mengikuti pelatihan calon kepala sekolah, dilantik menjadi kepala sekolah, hingga menghadapi sorotan wartawan dan LSM, juga tantangan membangun sekolah inklusi.
***
Novel karya Salamuddin Tanjung ini merekam wajah pendidikan kita. Tawa getir di ruang guru, solidaritas dalam keterbatasan, dan keteguhan seorang guru sederhana yang akhirnya menemukan harum sejati, meski tak seharum mawar.
