Kembali ke Artikel
Menulis Dialog dalam Teks Naratif
17 Jul/2019

Menulis Dialog dalam Teks Naratif

Teks naratif merupakan salah satu jenis teks yang paling banyak digunakan para guru penulis pemula. Ciri dominan teks ini adalah adanya tokoh, rangkaian peristiwa, tempat, dan waktu. Buku yang ditulis dalam bentuk teks narasi antara lain novel, kumpula cerpen, biografi, dan memoar. Karenanya, tak heran bila dalam teks narasi banyak digunakan kalimat dialog.

Sayangnya, penulisan dialog masih menjadi kesulitan tersendiri bagi sebagian penulis pemula. Berikut adalah beberapa kesalahan penulisan dialog dalam teks naratif serta saran perbaikannya.

  1. Dialog ditulis seperti dialog dalam drama. Perhatian contoh kesalahan berikut ini.
    Ayah : “Kamu berangkat jam berapa?”
    Nina : “Jam 2 siang ini, Pak.”
    Pembenahan
    “Kamu berangkat jam berapa?” tanya ayah
    “Jam 2 siang ini, Pak,” jawab Nina.

  2. Penulisan tanda petik (“...”)
    Beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam penulisan tanda petik adala (a) Setelah tanda (“) pembuka diberi spasi. Contoh: “ Kamu datang jam berapa?” tanya ayah.

    Seharusnya, setelah tanda petik awal (“) tidak ada spasi. Contoh: “ Kamu datang jam berapa?” tanya ayah.

  3. Tanda koma (,), titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?) pada akhir kalimat dialog seharusnya diletakkan sebelum tanda petik (“) penutup, bukan sesudahnya.
    Contoh:
    “Mereka berencana datang hari ini”, kata ibu. (SALAH)
    “Mereka berencana datang hari ini,”kata ibu. (BENAR)
    “Kapan kamu pulang”? tanya adik. (SALAH)
    “Kapan kamu pulang?”tanya adik. (BENAR)
    “Jangan ke sana”! teriak ayah. (SALAH)
    “Jangan ke sana!” teriak ayah. (BENAR)

  4. Setelah tanda petik (“) akhir selalu diikuti huruf kapital.
    Setelah tanda petik penutup, tidak selalu diikuti dengan huruf kapital. Cara praktis yang bisa kita gunakan adalah bila setelah tanda petik penutup berupa kata kerja berupa kata dasar, maka kata tersebut diawali dengan huruf kecil. Contoh kata kerja berbentuk kata dasar yang mengikuti kalimat dialog yang huruf awalnya harus ditulis dengan huruf kecil adalah : tanya, balas, ungkap, teriak, jawab, urai.

    Contoh:
    “Mereka akan datang hari ini,” Kata ibu. (SALAH)
    “Mereka akan datang hari ini,” kata ibu. (BENAR)
    “Siapa yang akan mengantar?” Tanya ayah. (SALAH)
    “Siapa yang akan mengantar?” tanya ayah. (BENAR)

    Apabila setelah tanda petik penutup tidak berupa kata kerja, biasanya berupa kalimat, huruf awalnya harus ditulis dengan huruf kapital.
    Contoh:
    “Kapan mereka akan datang?” Ibu bertanya tanpa menoleh padaku
    “Kadangkala ayahmu harus menginap di pulau selama seminggu. Semua dilakukan untuk memenuhi biaya pendidikan kalian.” Itulah sepenggal kisah perjuangan almarhum ayah yang sering diceritakan pada kami, anak-anaknya.

  5. Dialog tokoh satu dengan tokoh lain ditulis dalam paragraf yang sama. Setiap dialog yang disampaikan oleh seorang tokoh adalah satu paragraf. Oleh karena itu, seharusnya setiap dialog baru harus dipisahkan dalam paragraf yang baru pula.
    Contoh yang salah
    “Kamu kapan datang?” tanya ibu. “Jam 2 tadi. Ibu masih tidur, jadi aku langsung ke rumah Om Fredi,” jawabku dengan sedikit sesal. “Pantesan saat bangun ibu tadi tidak melihatmu,” sahut ibu lagi. (SALAH)
    Penulisan dialog antartokoh secara bersambung dalam sebuah paragraf itu membuat mata lelah dan mengurangi kenikmatan membaca. Bandingkan dengan penulisan yang benar berikut ini.
    “Kamu kapan datang?” tanya ibu. “Jam 2 tadi. Ibu masih tidur, jadi aku langsung ke rumah Om Fredi,” jawabku dengan sedikit sesal.
    “Pantesan saat bangun ibu tadi tidak melihatmu,” sahut ibu lagi. (BENAR)

Nah, ternyata mudah bukan menulis kalimat dialog dalam teks naratif? Sekarang bukalah laptop Anda. Cermati apakah penulisan dialognya sudah tepat? Bila belum, jangan ragu untuk membenahinya.

 

Diasuh Bunda Istiqomah, Editor Senior MediaGuru

JELAJAH